Satu Perangkat, Banyak Peran
Ada hari-hari ketika aku menulis di atas tempat tidur, bersandar ke dinding kamar yang kecil dan sederhana. Laptop diletakkan di meja belajar yang ukurannya pas-pasan, meja yang sama yang di malam hari menjadi “wilayah” anak-anak saat mereka mengerjakan PR. Dan ketika jam belajar itu tiba, tanpa banyak kata, laptopku harus mengalah. Aku menutupnya perlahan, memindahkannya ke sudut kamar, lalu berganti peran sepenuhnya menjadi ibu pendamping belajar.
Di momen seperti itu, aku sering berpikir: seandainya ada perangkat yang tidak harus dipindah-pindah, tidak memakan ruang, dan bisa berbagi tanpa berebut.
Bukan untuk gaya, tapi untuk keadilan kecil di rumah sederhana ini, agar anak bisa belajar dengan tenang, dan aku tetap bisa berkarya tanpa harus menunggu malam terlalu larut.
Bagiku, menulis bukanlah pekerjaan yang bisa dijadwalkan rapi. Aku melakukannya di sela-sela: setelah anak tertidur, setelah meja kembali kosong, atau setelah rumah hening. Maka setiap alat kerja yang bisa mengurangi ribet, menghemat ruang, dan tidak membuatku harus “berebut” dengan anak, terasa seperti bantuan untuk terus berkarya yang sangat manusiawi.
Rumah kami minimalis, sederhana dan jauh dari kesan modern. Tak ada meja kerja khusus apalagi ruang kerja, hanya meja kecil tempat menaruh laptop sebagai saksi aktivitas harianku. Dalam satu ruang, aku berganti peran. Ya jadi ibu, ya jadi penulis.
Sebagai ibu, aku belajar bahwa hidup sering kali tentang efisiensi. Tidak ada ruang untuk kabel berantakan atau perangkat besar yang memakan tempat. Melihat rumah rapi tentu terasa menyenangkan dan rasa stress bisa berkurang.
Tak hanya menjadi ibu, menjadi guru bagi anak-anak pun tak hanya selalu mengajarkan menggunakan kertas. Terkadang pengenalan teknologi informasi juga diperlukan agar mereka tidak gagap teknologi, seperti mengajarkan menggambar lewat Paint, mengerjakan soal-soal lewat kumpulan soal dari aplikasi pembelajaran, atau pun menonton film anak untuk hiburan anak-anak.
Sebagai penulis dan juga konten kreator, aku sadar bahwa menulis dengan alur emosi, tidak ada yang lebih mengganggu daripada perangkat yang lambat. Perangkat yang responsif dan multitaksing sangat membantuku berkarya, seperti membuka browser untuk mencari referensi, edit video, mengikuti webinar kepenulisan atau sesekali desain sederhana untuk kebutuhan konten.
Tak hanya terbatas menjadi ibu, guru, penulis dan konten kreator, aku pun menjadi seorang pengurus organisasi di FLP Jawa Timur, yang mana beberapa kali kami harus rapat bulanan secara online melalui Zoom. Terkadang keramaian anak-anak cukup menggangguku saat harus berbicara di tengah rapat.
Bagiku, yang terbiasa menulis di laptop, ukuran layar selalu menjadi persoalan. Laptop terasa terlalu sempit untuk membuka naskah, referensi, dan catatan sekaligus. Namun desktop tower jelas bukan pilihan, meja kami, terutama di kamar kami, tak pernah dirancang untuk perangkat besar dan rumit.
Di titik inilah konsep All-in-One PC menurutku lebih masuk akal. Satu perangkat, satu layar, tanpa CPU terpisah. ASUS All-in-One PC V400 Series (V440/V470) menjawab kebutuhan ruang yang terbatas namun aktivitas yang terus bertambah.
Sosok “Layar Besar yang Peduli”
Kalau aku menggambarkan ASUS AiO V400 Series itu seperti manusia yang punya kepedulian padaku yang memiliki banyak peran.
Jika ia bisa berbicara padaku, mungkin dia akan mengatakan, "Tenang, aku sangat peduli padamu."
Dengan lebar layar yang ramah bagi penggunanya: 24 inci (V440) atau 27 inci (V470), lengkap dengan opsi touch maupun non-touch screen. Bagiku, layar besar bukan soal kemewahan, melainkan kenyamanan jangka panjang.
Teknologi NanoEdge Display dengan bezel yang jauh lebih tipis membuat tampilannya terasa modern, meski diletakkan di rumah yang sederhana. Ketebalan hanya 36,5 mm dan bezel setipis 15,6 mm menjadikannya terlihat rapi, tidak mendominasi ruangan. Bahkan, desain ini tercatat 25% lebih tipis dan bezel 38% lebih kecil dibanding generasi sebelumnya.
Layar besar ini seperti pendidik di rumah kecilku. Ia memberi ruang bagi anak untuk belajar menggambar lewat YouTube sekaligus memberikanku ruang untuk menulis cerita atau membuat konten.
Anak-anak duduk di sampingku. Wajahnya ceria menunggu setiap langkah di tutorial menggambar yang ditayangkan. Tidak perlu mencondongkan kepala, tidak perlu memperbesar terus tampilan; layar lega ini menyajikan semuanya dengan jelas.

Di usia menjelang 40 tahun ini, aku mulai lebih jujur pada tubuh sendiri, terutama pada mata. Menulis berjam-jam di layar laptop kecil, di kamar sempit dengan pencahayaan seadanya, pelan-pelan terasa berbeda dampaknya dibanding sepuluh tahun lalu. Huruf yang dulu mudah dibaca, kini kadang terasa melelahkan. Mata cepat lelah, leher sering menunduk, dan fokus mudah buyar ketika harus berpindah peran antara ibu, pendamping belajar, dan penulis.
Layar 27 inci terasa seperti kompromi yang adil antara produktivitas dan kesehatan mata. Sesuatu yang sering luput kita sadari sampai tubuh mulai memberi sinyal.
Di titik inilah aku menyadari, lebar layar bukan soal kemewahan, tapi soal keberlanjutan.
Tak hanya itu, kualitas visual Full HD, sudut pandang 178°, cakupan warna 100% sRGB, sertifikasi TÜV Rheinland, dan teknologi ASUS Splendid, layar ini nyaman untuk menulis lama, membaca, hingga menemani anak menonton konten edukatif.
Angka 178° berarti layar tetap terlihat jelas hampir dari sisi mana pun, dari kanan, kiri, atas, atau bawah, tanpa distorsi warna yang mengganggu. Saat anak belajar menggambar lewat YouTube: Satu anak duduk di kursi, anak lain duduk di lantai, dan aku duduk agak ke samping sambil mengawasi.
Dengan IPS 178°, semua melihat gambar yang sama jelasnya. Garis tutorial tetap terlihat, warna tidak berubah, dan tidak ada lagi yang harus berkata,
“Geser, dong! Nggak kelihatan, nih, di sini!”
“Ih, aku juga nggak kelihatan!”
Yang bisa memicu Perang Dunia ke-3 untuk 3 Ahmad (anak cowokku) karena rebutan posisi di depan layar agar terlihat jelas.
Dan itu tak akan ada lagi kalau aku memiliki perangkat ASUS All-in-One PC V400 (V440/V470).
Layar tidak memaksa mereka duduk rapi seperti di kelas formal. Ia menyesuaikan dengan ruang keluarga yang apa adanya. Tidak ada lagi “kursi terbaik” sebab semua sudut adalah sudut yang nyaman.
Kenapa Sertifikasi TÜV Rheinland Eye Care Penting untuk Kebutuhanku?
Sertifikasi TÜV Rheinland Eye Care pada ASUS All-in-One PC V400 (V440/V470) menjadi lebih dari sekadar label teknis. Ia adalah perlindungan jangka panjang, bukan hanya untuk aku, tetapi juga untuk anak-anak.
TÜV Rheinland adalah lembaga sertifikasi internasional independen yang menguji perangkat elektronik berdasarkan standar kesehatan dan keselamatan.
Artinya, layar ini dirancang agar lebih ramah untuk mata, terutama saat digunakan lama.
Sebagai penulis dan blogger, menulis tidak selalu selesai dalam satu jam. Kadang ide mengalir di malam hari, kadang aku harus mengedit naskah berulang-ulang. Dengan layar yang flicker-free, mataku tidak cepat perih, tidak cepat lelah, dan fokus lebih lama. Aku bisa menyelesaikan satu bab cerita anak tanpa harus berhenti karena mata terasa “berdenyut”.
Saat aku membuka banyak tab, memantau video, dan berpindah aplikasi, low blue light membantu menjaga mata tetap nyaman meski layar terang. Teknologi ini sangat terasa ketika editing video ringan, menonton ulang video referensi dan panggilan video panjang dengan editor atau komunitas penulis.
Anak-anak belajar menggambar dengan melihat tutorial YouTube. Mereka duduk cukup lama, memperhatikan detail garis dan warna. Dengan layar TÜV Rheinland-certified eye care, mata anak tidak mudah lelah, risiko silau berkurang, dan mereka bisa belajar lebih fokus tanpa sering mengucek mata. Sertifikasi ini penting karena mata anak masih dalam masa pertumbuhan. Aku ingin mereka mengenal teknologi tanpa mengorbankan kesehatan.
Berkat kombinasi layar besar 24–27 inci dan sertifikasi eye care menciptakan jarak pandang yang lebih ideal. Anak tidak perlu mendekat ke layar. Aku tidak perlu memperbesar zoom berlebihan dan postur duduk menjadi lebih alami. Teknologi ini membantuku menjalani peran ganda: bekerja dan mendampingi anak, tanpa harus memilih siapa yang lelah lebih dulu, mataku atau mata mereka.
“Tenang, aku tidak akan menyilaukan matamu.”
Mungkin begitu yang akan ia katakan ketika aku berhadapan dengan layar yang lebar ASUS All-in-One PC V400 (V440/V470) Series sebab ia memberi ruang pandang yang jauh lebih lega.
Bagi aku yang sudah hampir 40 tahun, layar besar berarti teks lebih nyaman dibaca tanpa harus memperbesar zoom berlebihan, posisi duduk lebih alami, karena mata sejajar dengan layar, bukan menunduk seperti saat memakai laptop, dan tentunya multitasking lebih manusiawi, bisa membuka naskah cerita anak di satu sisi dan referensi di sisi lain tanpa membuat mata cepat lelah.
Dan yang paling penting, layar besar ini tidak menuntut ruang besar. Dengan desain All-in-One yang tipis dan rapi, ASUS AIO tetap bisa ditempatkan di sudut rumah sederhana, tanpa harus mengorbankan meja belajar anak atau membuat kamar terasa sesak.
Ternyata teknologi yang baik bukan yang membuat kita terlihat lebih sibuk, tapi yang membuat kita lebih bertahan lama. Menulis lebih tenang, melihat lebih jelas, dan kembali ke peran sebagai ibu dengan mata yang tidak terlalu lelah sebab ASUS AiO bukan sekadar layar besar, ia memahami kebutuhan visual seluruh anggota keluarga.
Performa yang Mengerti Ritme Harian
Sebagai blogger, konten kreator, sekaligus penulis buku anak, pekerjaanku jarang linear. Aku membuka banyak software dalam satu windows, seperti Word, Capcut, atau bahkan Google Earth untuk membuat konten media sosial.
Aku cukup jarang menutup file yang sedang dikerjakan karena tak ingin ide-ide hilang begitu saja. Menulis naskah, membuka referensi, mengedit gambar ringan, lalu berpindah ke panggilan video. Semua bisa terjadi dalam satu waktu.
Dengan dukungan hingga Intel® Core™ i7-13620H, RAM DDR5 hingga 64GB, dan SSD hingga 2TB, ASUS All-in-One PC V400 Series dirancang untuk menangani multitasking tanpa jeda yang mengganggu alur berpikir kreatifku. Performa ini terasa relevan untuk produktivitas harian sekaligus hiburan. Dengan performa itu menjadikan ASUS V400 Series, AiO PC terbaik untuk di rumah dan di tempat kerja.
Konektivitas tanpa batas
Di hari yang lain, anak ingin melihat gambar di ponselnya melalui layar besar AiO. Dengan port HDMI-in, aku bisa menghubungkan ponsel langsung ke layar AiO untuk menampilkan gambar atau video agar terlihat lebih jelas, menampilkan hasil karya visual untuk didiskusikan bersama keluarga atau pun menayangkan video edukatif dari perangkat lain.
Konektivitasnya pun lengkap seperti HDMI-in/out, USB 3.2, USB-C, slot SD/microSD, serta WiFi 6E untuk koneksi cepat dan stabil. Aku tidak perlu repot mencari adapter, cukup sambungkan, dan semuanya siap dipakai untuk belajar aktif atau bekerja produktif. Penting bagiku yang sering berkarya dari rumah.
Output HDMI memungkinkan AiO ini bekerja sebagai layar eksternal jika suatu hari aku perlu menghubungkan laptop atau perangkat lain untuk presentasi kecil untuk anak yang diajar di rumah, menampilkan naskah atau gambar secara kolektif dan belajar bersama keluarga
Port ini layaknya hub kehidupan digitalku. Semakin lama, gallery ponselku semakin penuh. Aku harus memindahkan filenya ke desktop. Itulah mengapa pentingnya port ini. Dengan USB-C, aku bisa transfer data cepat, menyambungkan perangkat modern, atau bahkan menyambungkan monitor eksternal. Aku bisa transfer file besar dari flashdisk atau drive eksternal tanpa menunggu lama menggunakan USB 3.2. aku juga bisa menghubungkan tablet yang aku punya untuk gambar anak. Jika perlu menggunakan mikrofon pun bisa dengan USB ini.
Sering kali anak-anak membuat karya gambar yang kemudian dipotret lewat kamera atau ponsel. Dengan slot SD/microSD yang tersedia langsung di AiO, aku hanya perlu memasukkan kartu memori dan semuanya langsung muncul di layar besar tanpa perlu adapter tambahan.
Dengan dukungan Wi-Fi 6E, AiO ini bisa streaming video tutorial tanpa buffering, mengunduh buku referensi atau gambar ilustrasi dengan cepat, mengikuti kelas daring tanpa gangguan, dan upload konten blog atau video ke platform sosial. Wi-Fi 6E ini sangat berguna di rumah yang terkadang dipakai banyak perangkat dari ponsel anak hingga laptopku.
ASUS AiO, Bisakah Kamu Mengurangi Suara Gaduh?
Setiap perangkat sejatinya adalah asisten. Tapi ASUS AiO V400 Series terasa seperti asisten yang melihat lebih dari yang diminta.
Suara gaduh di rumah itu biasa. Anak sedang mengaji, adik menirukan suara ayam, atau ayah yang sedang membenarkan sepeda.
Kalau laptop biasa mungkin hanya berkata, “Maaf, saya tidak bisa.”
ASUS AiO berkata, “Aku membantu kamu tetap profesional tanpa membuat rumah harus diam sepenuhnya.”
Kalau ditanya, “Kenapa harus pakai ASUS AiO?”, jawabannya :
"Aku tahu kamu tidak bekerja di ruang kerja yang tenang. Aku tahu suara anak-anak kadang mengganggu kelas daring. Makanya aku punya AI Noise Cancellation, sebuah teknologi cerdas yang meredam kebisingan di sekitar agar suaramu tetap jernih tanpa terganggu saat rapat online bersama anggota organisasimu atau saat sharing kepenulisan."
Bukan sekadar perangkat, tetapi “teman teknologi”
Satu lagi yang kadang bikin aku tidak nyaman saat video call adalah saat pencahayaan kamarku kurang terang dan membuat wajahku kurang terlihat jelas. Tapi aku juga minder kalau terlalu terang, wajah lelahku
akan terlihat jelas.
Background Blur: Privasi di Rumah yang Apa Adanya
Rumah kami bukan studio. Dengan Background Blur, kamera AI ASUS mampu mengaburkan latar belakang secara otomatis. Anak tetap bisa belajar di ruangan, tapi fokus panggilan video tetap pada wajahku. Fitur ini memberiku ruang aman: aku bisa bekerja dari rumah tanpa harus “menyembunyikan” kehidupan keluarga.
Lighting Correction: Cahaya yang Mengerti Kondisi Rumah
Pencahayaan rumah sederhana tidak selalu ideal. Kadang cahaya datang dari samping, kadang terlalu redup. Lighting Correction pada kamera AI ASUS secara otomatis menyesuaikan pencahayaan wajah, membuat tampilan tetap terang dan natural tanpa silau. Seolah kamera berkata:
“Tidak apa-apa, Bu. Cahaya rumahmu cukup. Aku yang menyesuaikan.”
Gaze Correction: Tetap Terlihat Fokus, Meski Membaca Catatan
Saat rapat daring atau diskusi naskah, aku sering melirik catatan. Dengan Gaze Correction, kamera AI ASUS membantu menjaga arah pandangan tetap terlihat seolah aku menatap lawan bicara. Bukan untuk berpura-pura, tapi untuk menghormati percakapan agar komunikasi terasa lebih hangat dan profesional, meski dilakukan dari kamar kecil.
Motion Tracking: Bergerak Tanpa Kehilangan Fokus
Sebagai ibu, akujarang benar-benar diam. Kadang harus bergeser sedikit membantu mengambilkan mainan anak yang jatuh di dekat kaki. Kadang berdiri sebentar untuk menenangkan si adik. Motion Tracking memungkinkan kamera tetap mengikuti pergerakanku, menjaga wajah tetap berada di pusat frame. Ini bukan fitur mewah. Ini fitur yang memahami tubuh yang aktif dan ruang kerja yang tidak kaku.
Appearance Filter: Segar Tanpa Berlebihan
Appearance Filter di kamera AI ASUS tidak mengubah wajahku menjadi orang lain. Fitur ini hanya membantu tampilan terlihat lebih segar, menghaluskan sedikit, menyeimbangkan warna, tanpa efek berlebihan. Wajah lelahku bisa
disamarkan bahkan tampak segar dengan efek riasan pada kameranya. Aku tampak menggunakan
riasan alami saat melakukan panggilan video.
ASUS 3DNR: Wajah Lebih Jelas, Detail Lebih Bersih
Teknologi ASUS 3D Noise Reduction (3DNR) bekerja di balik layar, mengurangi noise visual terutama dalam kondisi cahaya rendah. Hasilnya, wajah terlihat lebih jelas dan detail tetap terjaga saat video call. Bagiku, ini penting, karena komunikasi visual yang jelas membantu kepercayaan, baik saat bekerja maupun berinteraksi personal.
Sekarang aku tidak khawatir karena ASUS All-in-One PC V400 Series (V440/V470) ini memiliki efek kamera AI ASUS seperti mentari kecil yang otomatis menyesuaikan pencahayaan, fokus, serta mengaburkan latar, sehingga setiap panggilan video atau kelas daring menjadi lebih terang, nyaman, profesional, dan tidak canggung.
Hati Lebih Tenang, Keamanan Terjamin
Kamera Retractable: Privasi yang Bisa Dikendalikan Sendiri
Tidak semua waktu adalah waktu untuk tampil di kamera. Ada momen ketika saya ingin fokus menulis, atau ketika anak-anak berlalu-lalang di belakang layar. Kamera yang dapat ditarik (retractable camera) pada ASUS V400 AiO bisa disembunyikan secara manual. Tidak bergantung pada pengaturan software. Ternyata privasi tetap berada di tangan pengguna, kapan pun dibutuhkan.
Slot Kunci Kensington Nano: Keamanan Fisik di Ruang Terbuka
Rumah kami bukan kantor tertutup. Ada tamu, ada anak, ada aktivitas keluar-masuk ruangan. ASUS V400 AiO dilengkapi slot kunci Kensington Nano, memungkinkan perangkat dikunci secara fisik.
Fitur ini memiliki manfaat:
-
Mencegah pencurian saat perangkat ditinggal sejenak
-
Memberi rasa aman saat AiO ditempatkan di ruang bersama
-
Cocok untuk rumah, sekolah kecil, atau ruang kerja komunitas
Bagiku, ini seperti ketenangan tambahan di mana perangkat yang menyimpan naskah buku anak, dokumen kerja, dan data keluarga terlindungi dengan baik.
Saatnya Membawa Pulang Ruang Belajar dan Berkarya ke Rumahmu
Ketika satu perangkat bisa dipakai bergantian tanpa drama,
ketika anak belajar teknologi tanpa harus menunduk terlalu dekat ke layar,
ketika ibu bisa bekerja tanpa memindahkan laptop setiap jam—
di situlah teknologi benar-benar bekerja untuk keluarga.
Di rumah kecil dan sederhana seperti rumahku, keputusan membeli perangkat teknologi bukan perkara gaya. Ia adalah keputusan tentang kenyamanan mata anak, ketenangan bekerja, dan ruang bersama yang tidak lagi harus berebut.
Jika kamu juga seorang ibu, orang tua, penulis, pekerja rumahan, atau siapa pun yang ingin menghadirkan teknologi yang mendidik, rapi, dan manusiawi, maka ASUS All-in-One PC V400 (V440/V470) Series layak masuk ke rumahmu.
Dengan membeli di kanal resmi, kamu mendapatkan jaminan produk asli, layanan purna jual terpercaya, dan ketenangan jangka panjang.
Jika kamu ingin menghadirkan satu perangkat yang ramah anak, nyaman untuk mata, kuat untuk multitasking, dan rapi untuk rumah minimalis, maka ASUS All-in-One PC V400 Series bukan sekadar pilihan teknologi tetapi juga keputusan kecil yang mengubah keseharian.
Penutup
Rumah saya tetap sederhana.
Tidak berubah jadi futuristik.
Tidak penuh perangkat mahal.
Yang berubah hanyalah cara kami belajar, bekerja, dan berbagi layar.
Bagiku, teknologi yang baik adalah yang membuat aku tidak merasa sendirian menjalani banyak peran. Kamera AI yang memahami kondisi wajah lelah, noise cancellation yang mengerti rumah ramai, dan performa yang stabil. Semuanya terasa seperti dukungan yang tak nampak.
ASUS All-in-One PC V400 (V440/V470) Series hadir bukan untuk mengubah rumahku menjadi modern, tetapi untuk membuat rumah sederhana ini tetap produktif, manusiawi, dan penuh cerita.
^^
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog “ASUS AiO V400, The Most Aesthetic Workstation!” yang diadakan oleh Travelerien.
0 comments:
Posting Komentar